Senin, 20 April 2009

Film dan Kecerdasan Masyarakat

Film merupakan sarana hiburan bagi manusia. Dalam batasan-batasan yang ketat, film akan berdampak positif bagi para pemirsanya. Namun film akan menjadi masalah, ketika isi yang terkandung atau pesan yang diusung film tersebut keluar dari batas dan norma adab dan lebih menjurus kepada khurafat-khurafat belaka.

Lihatlah, bagaimana keadaan masyarakat pada suatu bangsa sangat tergantung pada jenis tontonan keseharian para warga negara itu sendiri. Ketika melihat film barat maupun jepang, dimana keduanya memiliki nilai positif pada pembelajaran teknologi modern maka dapat disaksikan bahwa begitulah keadaan masyarakat kedua negara tersebut yang sangat gemar dan tertarik pada penelitian maupun pengembangan teknologi modern. Ketika meyaksikan film produksi India yang bernilai positif pada muatan budayanya, dapat ditemukan bahwa memang demikianlah keadaan masyarakat India yang begitu mengahargai dan mencintai kebudayaannya. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa antara film dan kecerdasan para pemirsanya (baca : masyarakat) jelas tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya atau saling mempengaruhi diantara keduanya.

Sekarang, sebagai putra dan putri nusantara layaklah kita bertanya bagaimana keadaan film di negri ini ? apakah seperti film barat maupun jepang yang berhiaskan teknologi modern sehingga masyarakat kita cinta akan IPTEK dan memiliki minat besar pada sains dan pengetahuan atau sebaliknya film keseharian kita lebih didominasi muatan-muatan yang berbau takhayul dan horor belaka, yang menjadi sebab lemahnya cita menuju kemajuan teknologi dan kemajuan bangsa.

Ataukah film kita seperti film India, yang sangat menjunjung kebudayaannya, sehingga masyarakat kita cinta akan budaya ketimurannya yang bercirikan kesopanan baik perilaku, perkataan maupun pakaian yang dikenakan. Atau justru film kita sama sekali tidak menggubris budaya maupun adat mulia ketimuran warisan banga Indonesia. Sehingga menjadi faktor utama rapuhnya jiwa para pemirsanya dan hilangnya ruh ketimuran bangsa tentang batasan norma dan kesopanan dalam sikap, perkataan, perilaku dan busana yang dikenakan.

Alhasil baik tidaknya film yang beredar di negri ini, sangat bergantung pada kebijakan yang dilaksanakan badan perfilman (baca:sensor) bangsa ini yang mengatur tentang sampai mana batasan-batasan norma dan adab film-film yang diperkenankan diluncurkan di pasaran. Namun paling tidak kita tetap harus berusaha menjaga dan selalu kritis dan selalu berusaha memfilterasi pada berbagai tayangan maupun film yang ditawarkan di negeri ini, agar tidak terjerembab pada keterpurukan akhlaq dan cita-cita akibat negatif influence dari berbagai program tersebut terutama bagi putra dan putri generasi penerus bangsa Indonesia.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda